Senin, 05 Januari 2009

TARI SAMAN




Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Nanggroe Aceh Darussalam yang paling terkenal saat ini.
Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo lues. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman. Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Tari saman merupakan kesenian kabupaten gayo lues sering dilakukan pada acara persahabatan antara kampung, baik dengan kampung yang ada di kabupaten gayo lues sendiri mau dengan kampung yang berada dikabupaten Aceh tenggara, Aceh Tengah dan Bener Meriah biasanya dilakukan selesai melaksanan Puasa pada bulan Ramadhan atau setelah panen padi pada acara tersebut juga biasanya diselingi dengan Tari Bines yang dibawakan oleh gadis-gadis gayo.
Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech(Penangkat) Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.
Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring. Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar